Punya kulkas di rumah?
Coba buka Freezer, ambil secuil “bunga es” di dalam. Lalu coba rasakan betapa dingin dan hambarnya bunga es itu. Ya, kurang lebih seperti itu rasa salju. Kalau kalian penasaran.
Berlayar ke Utara, ke arah Rusia. Ke kota paling ujung di barat laut Negara Beruang itu, Kota Murmansk di Semenanjung Kola. Terletak di Lintang 68.5˚ Utara dan berada di dalam lingkaran Arctic. Hanya berjarak satu lemparan batu dari Kutub Utara. Tapi yang melempar batu harus si Hulk.
Saya cek prakiraan cuaca hari ini, Rabu 08 Januari 2020: Suhu -5˚C. Semua daratan di sini telah tertutup salju.
Kami mendapat Voyage Order untuk memuat minyak dengan cara bersandar pada kapal lain. Atau istilah yang dikenal umum adalah Ship-to-Ship (STS) Transfer. Jadi kapal yang membongkar dan menerima muatan akan saling tertambat satu sama lain. Secara bersama bergandengan selama proses bongkar muat hingga selesai.
Ada persyaratan khusus yang wajib dipahami dan dilaksanakan pihak-pihak yang terlibat. Mengacu pada ‘kitab suci’-nya perwira Kapal Tanker: The International Safety Guide for Oil Tankers and Terminals (ISGOTT), dan buku khusus yang membahas STS secara menyeluruh: Ship to Ship Transfer Guide.
Kenapa ISGOTT bisa disebut kitab suci perwira Kapal Tanker? Kata Mualim Satu saya karena perwira di Kapal Tanker harus khatam dan paham betul dengan semua persyaratan dan regulasi di buku tersebut.
Di buku-buku tersebut dijelaskan secara gamblang dari segala macam hal yang berkaitan dengan STS. Pun ada daftar persiapan (checklist) yang menjadi tolak ukur kesiapan pihak-pihak terkait untuk melaksanakan STS. Dari kapal yang membongkar muatan, kapal penerima muatan, perusahaan penyewa, pemilik kapal, otoritas terkait, dan pihak lain yang berhubungan dengan kegiatan ini.
Pelabuhan Murmansk adalah pelabuhan terbesar di Samudra Artik. Sirkulasi arus Samudra Atlantik Utara yang membuat perairan di sekitar Murmansk selalu ice-free sepanjang tahun. Walaupun dengan suhu yang ekstrem rendah dan musim salju yang panjang, lautnya tidak pernah membeku dan tidak ada hanyutan es sama sekali.
Karena berada di lintang ekstrem (68.5˚ Utara), gerak semu matahari sepanjang tahun terlihat sangat menonjol. Dari tanggal 2 Desember hingga 10 Januari ini adalah periode “Polar Night”. Malam yang sangat panjang, periode dengan gelap berkelanjutan.
Empat Puluh (40) hari tanpa ada matahari terbit! Betapa bahagianya jika bulan Ramadhan di Murmansk! Ehh . . .
Matahari tidak pernah terbit “bulat” ketika musim dingin disini. Pada jam 11 pagi langit akan mulai berubah menjadi lebih terang kemudian tersirat cahaya oranye di cakrawala. Inilah fajar, sebuah pertanda yang biasa kita lihat sebelum matahari terbit.
Namun Sang Surya tak akan kunjung terbit. Hingga jam 2 siang cahaya oranye tersebut mulai meredup kembali. Inilah senja, jejak cahaya yang biasa kita lihat setelah matahari tenggelam meninggalkan garis horizon.
Fajar dan senja di sini seperti menjadi satu kesatuan. Tanpa kehadiran terbitnya matahari secara utuh. Jika di bulan Ramadhan puasa bisa jadi hanya kurang lebih 4 jam saja.
Ada pula periode “Midnight Sun”. Kebalikan dari Polar Night, Matahari selalu berada di atas horizon pada periode ini. Alias Matahari tidak pernah tenggelam, terhitung dari tanggal 22 Mei hingga 23 Juli pada musim panas.
Enam puluh tiga (63) hari lamanya matahari bersinar siang dan “malam”. Walaupun 24 jam selalu terpapar sinar matahari, suhu tertinggi ketika musim panas hanya berkisar pada +17˚C. Masih tergolong suhu dingin bagi kulit tropis seperti kita.
Nah kalau ketika Bulan Ramadhan puasa di sini bagaimana? Masak iya mau puasa tidak makan dan minum dua bulan?
Wallahua’lam, sebenarnya saya memiliki beberapa referensi jawaban. Namun coba kalian tanyakan saja ke Ustadz Masjid Al-Bahri yang insyaallah lebih paham.
Saya merasa beruntung tiba di sini ketika winter. Dapat mencicipi bagaimana rasanya berada di area bersuhu minus.
Sepertinya asyik ya kalau bisa pindah rumah ke Negara yang bersalju?
Percaya sama saya deh. Itu semua hanya “kelihatannya” saja asyik dan menyenangkan bisa main-main salju disini.
Padahal yang terjadi sebenarnya: sangat seru dan asyik sekali.
Hehe . . . Sumpah bercanda, sedikit.
Yang jelas, menurut saya lebih nyaman tinggal di Indonesia
Oleh: Reza Wardani
Murmansk, Rusia
Januari MMXX